Mengenal Ikigai: Rahasia Hidup Bahagia Orang Jepang

  • Mega Yohana
9 September 2025 - 12:57 WIB 0 Comments 89
nelayan ikigai
Ilustrasi nelayan dengan filosofi ikigai. (Sumber: Dall-E)

Ukuran Font
Kecil Besar

Pernah merasa hidup berjalan tanpa arah, seperti cuma pengulangan yang sama dari hari ke hari? Kamu bangun pagi, beraktivitas di rumah atau pergi bekerja, tahu-tahu sudah malam lagi, waktunya tidur, dan bangun lagi di pagi hari, dan kembali melakukan hal yang sama. Kamu merasa lelah dan sibuk, tapi sekaligus juga merasa tidak melakukan apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. Kamu terjebak dalam rutinitas semu yang kamu lakukan semata-mata karena itulah yang kamu lakukan setiap hari. Sementara kamu merasa ada yang hilang dari hidupmu. Nah, mungkin kamu perlu mulai mengenal ikigai.

Apa Itu Ikigai?

Ikigai adalah konsep Jepang yang secara harfiah berarti “makna hidup” atau “alasan untuk hidup”. Ketika banyak orang menjalani hari dengan rutinitas tanpa sempat bertanya, “Untuk apa aku hidup?” Di Jepang, pertanyaan itu dijawab dengan sebuah konsep sederhana, yaitu ikigai. [1]

Héctor García dan Francesc Miralles dalam buku Ikigai: the Japanese Secret to a Long and Happy Life menyebutkan, “Menurut mereka yang lahir di Okinawa, pulau dengan jumlah centenarian terbanyak di dunia, ikigai kita adalah alasan kita bangun di pagi hari.” [2]

Centenarian adalah istilah untuk orang-orang yang berusia 100 tahun atau lebih. Menariknya, ada cerita tentang seorang nelayan Okinawa berusia 100 tahun yang tetap pergi melaut untuk keluarganya. Mungkin terkesan sederhana, tapi nyatanya kakek ini telah menemukan keseimbangan hidupnya sehingga dia bisa tetap aktif di usia yang tak lagi muda, dan tetap bahagia.

Jadi, apa itu ikigai?

Ikigai adalah titik pertemuan dari apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa menghasilkan. Contoh: seorang guru desa yang mencintai mengajar anak-anak, ahli dalam mendidik anak-anak, merasa dibutuhkan masyarakat karena mendidik generasi baru, dan mendapat penghasilan dari sekolah. Contoh lain misalnya seorang petani di desa yang menyukai kegiatan bercocok tanam, berkontribusi pada lingkungan dan kesehatan masyarakat, terampil mengelola lahan, dan menjual hasil panen di pasar lokal.

Nah, dari contoh di atas kita tahu bahwa sang guru mengajar dengan bahagia karena itu memang hal yang dia sukai dan kuasai, dan mendapatkan penghasilan dari sana. Begitu pula dengan si petani atau nelayan Okinawa berusia 100 tahun di cerita di atas. Mereka semua melakukan hal yang mereka sukai dan kuasai, dan hal itu dibutuhkan oleh masyarakat, yang mana dari hal itu juga mereka memperoleh penghasilan.

Diagram Ikigai/japan.go.jp

Kenapa, sih, ikigai itu penting? Jawabannya adalah karena ikigai dapat memberi arah dan makna hidup, sehingga kita punya alasan untuk bangun setiap hari. Ikigai juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kita. Riset di Jepang pun menunjukkan bahwa orang yang punya ikigai cenderung hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih bahagia.

Ikigai tidak harus berupa prestasi yang besar, kok. Sebaliknya, ikigai bisa dari hal-hal sederhana. Misalnya kamu suka membuat konten di media sosial, kamu ahli membuat konten dan orang-orang pun suka mengikuti konten kamu yang menurut mereka bermanfaat, dan dari konten itu pula kamu memperoleh penghasilan. Hal-hal sederhana seperti membuka warung di rumah, menggambar, atau menulis cerita pun bisa jadi ikigai jika kamu senang melakukannya, kamu menguasainya, masyarakat membutuhkannya, dan kamu juga mendapat penghasilan darinya.

Jadi, sudahkah kamu menemukan ikigai dalam hidupmu?

[]

TOPIK:
  • Mega Yohana

    Suka mempelajari sejarah, khususnya Jawa Kuno. TikTok: @pustakamega

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *