Tembang dolanan secara harfiah berarti lagu permainan. Jadi, ini adalah lagu yang sering dinyanyikan saat bermain. Makanya, nggak heran kalau tembang dolanan umumnya memiliki tempo cepat dan bernuansa ceria.
Berbeda dengan Macapat yang terikat guru wilangan, guru lagu, dan unsur-unsur puisi Jawa lainnya, tembang dolanan lebih bebas dengan lirik ringan dan irama ceria. Macapat biasanya lebih ke sastra serta membicarakan filsafat kehidupan seperti Serat Wedhatama. Sementara itu, tembang dolanan cenderung sebagai hiburan sekaligus sarana belajar untuk anak-anak.
Contoh Macapat antara lain Pangkur, Dhandhanggula, dan sebagainya. Sementara, contoh tembang dolanan antara lain Gundhul-Gundhul Pacul, Menthog-Menthog, Kembang Jagung, dan sebagainya. Namun, meski ditujukan kepada kalangan berbeda, baik Macapat maupun tembang dolanan memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajarkan nilai-nilai hidup.
Tembang dolanan bukan cuma hiburan untuk anak-anak, tapi juga sarana pendidikan karakter. Liriknya memang terkesan sederhana, tapi sebenarnya sarat makna. Misalnya saja lagu Aja Rame-Rame yang mengajarkan tentang tata krama dan tugas anak untuk giat belajar serta disiplin mengatur waktu. Lalu ada lagu Gundhul-Gundhul Pacul yang mengajarkan kepemimpinan dan tanggung jawab. Ada lagi lagu Menthog-Menthog yang mengajarkan supaya tidak malas. Dan masih banyak lagi tembang dolanan dengan segudang pelajaran di dalamnya.
Lalu, kenapa sih, orang-orang Jawa dulu suka banget memasukkan pelajaran ke lagu?
Tentu saja itu karena pendidikan pada zaman dulu belum seformal sekarang. Guru pertama anak adalah orang tua dan lingkungan. Oleh karena itu nilai-nilai pendidikan ditanamkan lewat nyanyian supaya mudah diingat. Lagu tembang dolanan bisa dinyanyikan sambil bermain, sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Dan sebenarnya, perihal memasukkan pendidikan ke lagu ini juga masih ada sampai sekarang, loh. Misalnya lagu Balonku yang mengajari anak-anak berhitung dan mengenal warna. Lalu, lagu Pelangi yang mengajari anak-anak untuk bersyukur atas keindahan semesta ciptaan Tuhan. Ada juga lagu Bangun Tidur yang mengajarkan kedisiplinan dan menjaga kebersihan. Dan banyak lagi lagu anak modern yang memiliki nilai pendidikan karakter di dalamnya.
Lagu anak, baik tembang dolanan dalam bahasa Jawa maupun lagu anak bahasa Indonesia, adalah warisan budaya yang membawa pelajaran berharga. Apalagi di tengah gempuran era digital yang serba cepat ini, yang segala jenis informasi bisa menyerang anak-anak jika tanpa filter dan pengawasan orang tua. Mungkin, ada baiknya kita menengok kembali cara orang tua zaman dulu mendidik kita, yaitu dengan lagu, permainan, dan cinta yang sederhana. Setidaknya, dengan pendidikan karakter melalui lagu, kita bisa membentengi anak-anak kita dari gempuran modernisasi yang kerap melupakan nilai-nilai budi pekerti.
[]
Suka mempelajari sejarah, khususnya Jawa Kuno. TikTok: @pustakamega
Leave a Reply