Puisi Ali Makhmud

  • Ali Makhmud
27 Maret 2025 - 10:27 WIB 0 Comments 111
Ilustrasi Puisi Ali Makhmud. (Sumber: Dall-E)
Ilustrasi Puisi Ali Makhmud. (Sumber: Dall-E)

Ukuran Font
Kecil Besar

lafad rindu
: n

malam gemulai dengan manjanya
mengiring seutas senyum kerinduan dara
pada waktu yang merambat sukma
mengantarkan dia pada gejolak riak samudra
lepas . . . .
menggulung geliat kepasrahan

aku yang terbungkam di tepian
memaknai selaksa rasa
bergalayut erat
memapahmu menuju
singgasana rasa
dalam ruang rindu

bhg – 2i


mengeja abjad

satu per satu etalase ruang waktu
tersibak abjad-abjad olehnya
ketika desiran syahdu mendentang
menyeruak pada indra rasa

kertas yang bergaris lurus
memulai dengan kata
pada satu bait garis akhir
sebuah jawab melembab

merambati pada nadi
teringat kita
harus kembali


menjemput fajar

dia menjemput fajar melambai
di paruh waktu
terkisahkan di pelataran kekasih

bulu beranjak tertusuk kisah
bekukan rasanya

sorot membawanya ke sudut
pada lembaran bertuliskan tinta
di atas garis membentang kusut

jiwanya kembali terbungkus
saat sepoi lelahnya
bergelayut membimbing desiran kemalasan
menuju reranting kekasih
yang masih berwelas kasih

fajar membentang di balik kubah
dia datang padamu
kembali pun padamu


meski tak berarti

ada banyak segmen
yang sama-sama berarti
ketika perilaku bijak
menata diri lebih jauh lagi

tapi kau tak ingin peduli
pada apa yang kau cari
kau sampaikan ragamu
tanpa berada melekat jiwamu

sementara aku berada
dalam keduanya

seperti tak pernah berarti

1-8-9


perjamuan akhir
buat : s

gelap kemarin akan terempas
berlari dengan selimut kumuh
memajang huruf sambil
berlagu angka pada
rindu kekal

selingan jerit loko
memanggilmu dengan resah

pagi membuta kembali
meraba pesan

aku mendapati sorot mata sayu
mengempaskan relung hasrat
mencipta lagu kalbu
pada dataran langit-langit
di sebuah gang sempit cerobong asap

melekat napas
dalam seikat serapah

: untuk slalu kau ingat!


membaca peta

aku kembali membaca
pada peta yang masih buta
hari ini

memulai dari jalan
melintasi gang-gang persembunyian
kulafadkan angka-angka
pada sisi abjad yang tersembunyi


hanya di sana
Ø : sm

memaknai hasrat kesenjangan
dengan goresan tinta dari langit
terangkai serabut dalam sujud
pada keangkuhan jiwanya yang kalut

kusandarkan kepadamu atas segala
mengais sisa nikmat atasmu
terhimpun dalam samudra kekasih

pada setiap jejak kakiku melangkah
di antara ribuan jejak kaki lain
membuntuti beragam keinginan

membisikkan angan yang mengoyak rima
dalam belaian sujud
menuntunku pada ngina
mengantarkan pesan singkat

“hanya di sana aku ingin ada”

bhg_2i

TOPIK:

  • Ali Makhmud

    Lahir di Lamongan, 17 Januari 1975. Menulis di banyak media. Penggagas antologi bersama, pelajar dan seniman Lamongan, bertajuk "Guratan Pelangi" (Teater Songo, 2005), "Rinai Sukma" (Teater Mata Es, 2005 ), dan antologi puisi "Karantina Rindu" (2020). Menghasilkan beberapa naskah drama yang sudah dipentaskan, di antaranya “Sketsa Ayah” dan “Karantina Rindu” (monolog); juga beberapa naskah film pendek, antara lain: “Mimpi Akaran Ilalang” (2019), “Selendang Merah Bantaran” (2020), dan “Kisi-Kisi Waktu” (2021). Lebih dari 20 tahun, sejak tahun 2000 hingga 2022, turut menggairahkan kegiatan sastra di SD, SMP, dan SMK. Kini tinggal di Desa Trosono RT 02 RW 01 Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *