Berkunjung ke pesisir Jawa Timur, sempatkanlah berkunjung ke tempat-tempat wisata religi yang ada di provinsi ini. Mulai dari Gresik hingga Tuban atau juga sebaliknya, ada banyak tempat yang bisa didatangi.
Dahulu, sepanjang pesisir utara Jawa Timur memang dikenal sebagai pelabuhan perdagangan yang ramai didatangi para pedagang dari mancanegara, terutama Tuban dan Gresik. Pelabuhan ini juga menjadi pintu masuk Islam ke Tanah Jawa. Tidak mengherankan jika di kedua kota ini banyak terdapat peninggalan religi era para wali.
Selain Tuban dan Gresik, Lamongan juga menyimpan sejumlah peninggalan masa para wali. Setidaknya, ada Sunan Drajad dan Sunan Sendang Duwur. Kedua makam sunan ini ada di Kecamatan Paciran, tepatnya di Desa Drajad dan Sendang Duwur. Umumnya, di mana ada makam sunan, di situ juga terdapat masjid yang dibangun para sunan. Begitu juga di kedua tempat tersebut. Baik area pemakaman maupun masjidnya, mengambil nama yang sama sesuai dengan tempat para sunan berdakwah.
Objek wisata religi Makam Sunan Sendang Duwur terbilang unik dibanding Makam Sunan Drajad, karena makam ini berdiri di atas sebuah bukit. Tepat di sebelah makam, ada Masjid Sunan Sendang Duwur. Sebagaimana bentuk masjid pada umumnya, masjid ini memiliki denah persegi empat. Bangunan ini menghadap timur dan beratap tumpang tiga lapis.
Keberadaan Masjid Sunan Sendang Duwur telah sejak sekitar tahun 1561 Masehi. Menurut cerita yang beredar, sesudah mendapatkan gelar “sunan” dari gurunya, Sunan Drajad, Sunan Sendang Duwur kemudian diperintahkan menemui Nyai Rondo Mantingan (Ratu Kalinyamat) untuk membeli Masjid Mantingan. Sebelumnya, suami Nyai Rondo Mantingan membuat sayembara bahwa siapa pun bisa memiliki masjid tersebut asal bisa memindahkan tanpa merusak masjid dan tanpa bantuan siapa pun. Namun, tak satu pun orang yang bisa menyanggupinya hingga suami Nyai Rondo Mantingan wafat.
Ketika Sunan Sendang Duwur hendak membelinya, Nyai Rondo Mantingan menolaknya sesuai amanat sang suami. Gagal melaksanakan perintah gurunya, Sunan Sendang Duwur kemudian berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT agar hajatnya terpenuhi, mengingat Sunan Sendang Suwur benar-benar membutuhkan masjid untuk beribadah sekaligus berdakwah.
Allah SWT mengabulkan permintaan Sunan Sendang Duwur. Seperti kisah Nabi Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Bilqis, Sunan Sendang Duwur juga berhasil memindahkan masjid tersebut tanpa mengalami kerusakan dari Mantingan ke Bukit Amitunon di Sendang Duwur. Inilah sebabnya masjid ini adakalanya disebut juga sebagai Masjid Tiban.
Setelah Masjid Mantingan berhasil dipindahkan, Sunan Sendang Duwur kemudian berdakwah kepada masyarakat setempat. Tak hanya masalah keyakinan, Sunan Sendang Duwur juga mengajarkan seputar masalah pertanian, perkebunan, maupun peternakan di dalam masjid. Secara perlahan, masyarakat juga diajari cara menjaga kebersihan sebelum masuk masjid serta tata cara berwudhu. Selain itu, pengaruh animisme atau unsur-unsur Hindu yang melekat di masyarakat sedikit demi sedikit juga mulai dikurangi dengan mengajak mereka bersembahyang di masjid.
Kebiasaan masyarakat Sendang Duwur mengadakan tradisi “selametan” sebelum kedatangan Islam juga tetap berusaha dilestarikan Sunan Sendang Duwur dengan mengadakannya di masjid. “Selametan” dilaksanakan sebagai rasa syukur kepada Allah dengan melakukan makan bersama atau “bancaan” berupa nasi tumpeng dilengkapi aneka lauk-pauk yang ditaruh mengelilingi tumpeng.
Hingga kini, Masjid Sendang Duwur masih melestarikan tradisi atau budaya yang telah dirintis Sunan Sendang Duwur. Di samping “selametan”, masjid ini juga rutin menyelenggarakan pentas shalawatan saat haul Sunan Sendang Duwur serta menampilkan seni terbang jidor yang diiringi kendang, gambang, dan alat musik lainnya.
Referensi:
Penulis kelahiran pesisir utara Lamongan, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (jurnalistik) yang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan sejarah, budaya, dan film. Anggota komunitas literasi serta telah menghasilkan sejumlah antologi. Penulis dapat dihubungi melalui email: dewisartika.naura@gmail.com
Leave a Reply