Setelah di Kota
Di kota ia berhak mendesak
melampaui gerang jangka perbincangan
dan pergantian siang yang agak lambat.
Ia dan kota telah lindap
meminjam utuh reputasi kota
ia perhatikan segalanya
dengan dada sedikit berkabung.
Dan harapan hilang kendali
Ia berupaya menidurkan kelam
meski kota ini kerap membikin bingung.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Sisi Lain Kota
Kota dipenggal anyir mesiu
ia berharap tuhan menjawab hampa
yang letih di haribaan batin.
Ia terpejam sebentar
mengalihkan mata ke tubir mimpi
sambil bergulat menghitung takdir.
Banyak yang mengira
kota dipenuhi kenyataan baru
namun ia terperangkap tanpa arah.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Melihat Kota dari Gang
Rasanya baru kemarin
ia pandangi bagian-bagian kota
di gang sempit dengan mata mengerai.
Dan asap bergegas tebal
knalpot dan sampah telanjang bisu
membagi pengap, menghambur riuh.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Tengah Kota
Ia ringkas jalan menuju kota
lampu di trotoar terlihat malas
sedikit keras menentukan senyum.
Resah mengendap
Dan ia perpanjang ingatan
dan sisi lain tentang peta kota
yang ditonton dengan mata rapuh.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Silsilah Kota
Di lampu merah, kota tertidur
menunda sunyi terbakar romansa.
Di gedung tinggi, kota tertahan
mengiris tanah kerahkan peradaban.
Di alun-alun kota, terpampang
menjunjung riuh ke jengkal dusun.
Di jalanan, kota terbengkalai
menghidupi mimpi setengah capek.
Di stasiun, kota bermukim
menunggu kereta diterjemahkan doa.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Café
lampu sedikit memar
gerimis hendak telanjang
dan hujan meleleh
menjelang kemarau.
Iaa/Yogyakarta, 2025
Lahir di Sumenep, 17 Mei 2003. Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karya-karyanya disiarkan di pelbagai media cetak dan online. Bergiat di komunitas Kutub Yogyakarta, dan Lingkar Santri Progresif (LSP).
Leave a Reply