Mungkin, saat mendengar Clair de Lune, sebagian dari Sobat Shafa teringat komposisi musik klasik karya Claude Debussy. Tapi, kali ini kita nggak bahas soal itu, ya, Sobat Shafa.
Yang akan kita bahas kali ini adalah novel Clair de Lune karya salah satu penulis Tanah Air. Novel berseri bergenre fantasi romantis ini ditulis oleh Luna Hanayuki, perempuan kelahiran Tanjung Karang, Oktober 1984. Sebagai penyandang zodiak Scorpio, Luna Hanayuki telah menyukai dunia literasi sejak lama dan melakukan debut perdananya di platform online. Nah, di antara sekian karyanya, beberapa yang diterbitkan adalah seri novel Clair de Lune.
Clair de Lune berlatar di negeri fiktif bernama Kekaisaran Georgevina. Sampai artikel ini ditulis, ada empat seri Clair de Lune yang sudah diterbitkan, yaitu The Secret of Starla Lycan, The Lycan’s Return, Tiga Darah Bertuah, dan The Princess and Knights. Nah, kali ini kita akan membahas seri terbaru, yaitu The Princess and Knights.
Saat menerima paket buku Clair de Lune: The Princess and Knights, saya langsung excited. Pertama karena bukunya dikemas cantik dengan suvenir kalender mini, postcard, dan keychain bergambar ilustrasi tokoh sang putri dalam novel. Kemudian, ilustrasi dan desain sampulnya yang nggak cuma cantik, tapi juga memesona. Mata sang putri dalam ilustrasi sampul terlihat menawan sekaligus penuh misteri dan keagungan. Dia seperti memancarkan aura kebangsawanan yang kuat.
Celline Grizelle Lycan adalah putri bungsu Grand Duke Aldern Lycan sekaligus adik dari si kembar, Baginda Kaisar Leandro dan Pangeran Sean. Setelah terlepasnya kutuk terhadap darah Lycan murni oleh Leandro, Celline terlahir berbeda. Kekuatan dasarnya terkunci, butuh proses panjang untuk membuka kekuatan dasar yang terkunci di dalam dirinya dengan ketertarikannya pada Knights, pedang Lycan. Sementara proses itu, Celline menjadi incaran banyak musuh sebagai pintu masuk. Ini membuat keluarganya terlalu posesif padanya, menimbulkan banyak konflik-konflik internal dan eksternal. Lantas, mampukan Celline sampai pada prosesnya menjadi seorang Lycan sejati?
See? Just the blurb is already that enticing. Imagine reading the full story!
Clair de Lune sendiri berasal dari bahasa Prancis yang artinya cahaya bulan atau moonlight. Rasanya nggak perlu dijelasin, ya, kenapa frasa Clair de Lune dipilih oleh Penulis sebagai judul seri ini. Yah, kalau penasaran banget, kalian baca langsung bukunya, deh.
Clair de Lune: The Princess and Knights dibuka dengan latar belakang kekaisaran dan legenda para kesatria serta sejarahnya. Yang, serius, ini menarik banget.
Akan lahir pada suatu masa, di mana clair de lune bersinar indah tepat di pucuk langit. Seorang kesatria agung, Kaisar agung, seorang laki-laki yang mulia dan kesatria. Takdirnya akan mengubah dunia dan memutus rantai belenggu dan dia terlahir untuk meletakkan dunia di bawah telapak kakinya.
Oh … we have a prophecy here. Ramalan, dalam banyak cerita kepahlawanan, memiliki peran penting dalam mengarahkan tokoh utama dan mengembangkan plot cerita. Menarik sekali bahwa ramalan dalam Clair de Lune: The Princess and Knights ini disampaikan di muka, sebelum cerita sebenarnya dimulai. Tapi, mengingat ini adalah buku keempat, bisa jadi ramalan itu sudah disampaikan di seri sebelumnya. Jujur saja saya tidak tahu karena belum membaca ketiga buku sebelumnya.
Namun, meskipun belum membaca buku pertama sampai ketiga, saya rasa saya tetap bisa mengikuti cerita di buku keempat ini. Meskipun, ya, ada banyak bagian yang saya merasa perlu meraba-raba. Memang, di bagian belakang buku ada Kamus Istilah, tapi penyusunannya tidak sesuai urutan abjad sehingga untuk mencari arti dari istilah tertentu harus menelusuri satu per satu dan harus benar-benar jeli.
Untuk istilah Agregath, misalnya, yang disebutkan di bab awal. Padahal istilah Agregath diawali dengan huruf A, tapi letaknya nyempil di nomor 25. Buat saya pribadi ini agak mengganggu kenyamanan saat membaca. Kalau kamus ini disusun menurut abjad, saya rasa akan bagus, sih. Apalagi kalau ditaruh di bawah sebagai footnote, misalnya, jadi lebih memudahkan buat pembaca tanpa perlu ngecek ke belakang.
Anyway, saya suka bagaimana Penulis menuturkan cerita. Kak Luna memiliki gaya bercerita yang khas, yang mampu membawa pembaca (dalam hal ini saya) memasuki semesta cerita. Seolah-olah benar-benar berada di Georgevina dan mengalami sendiri kejadian-kejadian fantastis itu.
Novel Clair de Lune: The Princess and Knights dilengkapi peta kekaisaran, silsilah para Lycan, lambang Lycan’s Knights lengkap dengan penjelasan makna lambang dan sejarahnya, lambang Kekaisaran Georgevina yang juga disertai makna dan sejarah, termasuk panji dan bendera di kekaisaran itu. Lalu ada pula rincian kastil-kastil yang terdapat di kekaisaran, para jenderal dan panglima perang, resimen, serta daerah-daerah bawahan dan kerajaan persemakmuran yang ada di sana. Semua rincian ini terletak di bagian belakang.
Hal lain yang saya suka dari novel Clair de Lune: The Princess and Knights adalah ilustrasi dan pengaturan tata letak di dalam novel. Cantik banget, astagaaa! Kalian harus lihat sendiri baru bisa percaya. Serius, deh.
Kadang saya agak bingung sama nama-nama tokohnya karena nggak cuma panjang, tapi juga belibet ngebacanya. Syukurlah, nama-nama lengkap itu nggak dipakai terus-terusan. Paling yang sering dipakai, ya nama panggilannya yang tergolong mudah diingat.
Saya rasa saya jatuh cinta pada novel ini, dan jadi ingin membaca tiga seri sebelumnya. Kan, biar makin paham alur cerita semesta itu dan bagaimana ini bisa begini atau bagaimana itu bisa begitu.
Secara umum, saya menilai buku ini 7/10. Bukan karena jelek, loh, ya. Jangan salah kira dulu. Hanya karena kamusnya berasa kurang rapi. Kalau kamusnya diurutkan sesuai abjad pasti lebih cakep. Apalagi kalau ditaruh langsung di bawah halaman sebagai catatan kaki. Tapi, yah, ini soal preferensi. Bisa jadi ada pembaca yang nyaman dengan kamus yang lema-nya tidak sesuai urutan abjad, ya, who knows. Fakta bahwa ini novel seri dan bahwa novel ini tidak benar-benar bisa dibaca sebagai novel standalone juga turut andil dalam pertimbangan penilaian saya.
Jadi, apakah buku ini saya rekomendasikan? Yes! Terutama sekali kalau kalian menyukai genre fantasi romantis, novel Clair de Lune bisa jadi salah satu koleksi bacaan kalian.
Apakah bisa membaca Clair de Lune: The Princess and Knights tanpa membaca seri sebelumnya? Bisa-bisa saja, sih, tapi saya rekomendasikan untuk membaca seri terdahulu supaya nggak bingung saat membaca buku keempat ini. Karena jujur saja, saya sendiri merasa ada beberapa hal yang kurang nyambung karena nggak baca buku-buku sebelumnya.
Nah, kalau Sobat Shafa tertarik untuk membaca buku ini, kalian bisa kunjungi media sosial Kak Luna Hanayuki. Selain novel Clair de Lune: The Princess and Knights, tiga novel sebelumnya juga masih bisa dimiliki, loh!
[]
Media sosial Luna Hanayuki:
Instagram: lunahanayuki84
Facebook: Luna Hanayuki New
TikTok: lunahanayuki
Di Mana Bisa Mendapatkan Clair de Lune:
Instagram: loka_mediacabriau; kataloglokariau
Facebook: Penerbit Loka Media Cabang Riau
TikTok: loka_mediacabriau
Suka mempelajari sejarah, khususnya Jawa Kuno. TikTok: @pustakamega
Kayaknya ini novel fantasi yang keren. Terima kasih sudah mengulas, kak. Sebagai orang yang bukan penikmat fantasi aku jadi penasaran baca ulasannya.
Wah … coba baca ini, Kak. Seru loh, apalagi kalau lengkap seri-nya.
Leave a Reply