Serat Wedhatama – Ajaran Pengetahuan Utama Orang Jawa

  • Mega Yohana
27 Mei 2025 - 11:07 WIB 1 Comment 34
Suasana Belajar Jawa Kuno
Ilustrasi para pemuda Jawa sedang mempelajari sastra. [Sumber: Dall-E]

Ukuran Font
Kecil Besar

Sebagian Sobat Shafa yang masih asing dengan Serat Wedhatama mungkin bakal mengira ini kitab ajaran agama Hindu, karena ada istilah “wedha” di sana yang kedengaran mirip dengan kitab agama Hindu. Namun, tahukah Sobat Shafa bahwa Serat Wedhatama sebenarnya dikarang oleh seseorang yang beragama Islam? Dan nggak cuma itu, di beberapa bagian dalam serat ini disebutkan pula cara beribadah ala Islam, seperti shalat lima waktu.

Serat Wedhatama adalah kitab ajaran laku utama yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagara IV pada abad ke-18. Ajaran di dalam kitab ini mulanya ditujukan kepada putra dan keturunan beliau, agar memiliki watak yang luhur. Namun, pada dasarnya ajaran Serat Wedhatama bersifat universal, sehingga bisa dipelajari oleh siapa pun dan ajarannya berlaku sepanjang masa. Karena sifatnya yang universal, Serat Wedhatama hingga sekarang banyak dikaji tak hanya oleh mereka yang beragama Islam, tapi juga Hindu dan lainnya. [1]

Serat Wedhatama dipelajari bukan hanya oleh masyarakat Jawa atau Indonesia saja, loh. Banyak juga mahasiswa asing yang mempelajari kitab filsafat ini. Misalnya, mereka yang dari Belanda, Amerika, Inggris, Australia, dan masih banyak warga asing yang berminat mempelajari kitab sastra Jawa ini. [2]

Mungkin, Sobat Shafa bertanya-tanya, apa sih yang bikin Serat Wedhatama menarik?

Serat Wedhatama aslinya berbentuk puisi tembang macapat yang dibaca dengan cara didendangkan atau dinyanyikan. Serat ini terdiri dari 100 bait yang terbagi menjadi Pangkur, Sinom, Gambuh, Kinanthi, dan sebagainya. Kitab ini nggak cuma memiliki mutu sastra yang tinggi, tapi penuh ajaran filsafat. Makanya, nggak mengherankan kalau banyak yang suka, entah itu sekadar mendengarkan tembangnya didendangkan atau sampai mempelajari maknanya.

Serat Wedhatama (penyusun: Ki Sabdacarakatama) terbitan NARASI. [Sumber: dokpri]

Secara sederhana, Serat Wedhatama mengajarkan untuk hidup sederhana (laku prihatin), menahan nafsu dan ego (sepi ing pamrih), dan hidup dengan kesadaran spiritual (eling lan waspada). Ajaran di dalam Serat Wedhatama sendiri meskipun bersifat universal, ditujukan pada dua golongan utama: golongan muda dan golongan tua. [3]

Ajaran untuk golongan muda antara lain: (a) mempelajari etika dan sopan santun serta memahami sumber ilmu yang benar, (b) tidak angkuh dan tidak menyombongkan diri apabila memiliki kelebihan ilmu atau materi dan kekuasaan, (c) mampu menilai dengan cermat setiap ajaran agar dapat memanfaatkan ajaran tersebut dan memilah mana yang benar-benar sesuai dengan bakat masing-masing, dan (d) menyadari apa yang dimaksud menunaikan darma di dunia.

Sementara itu, ajaran untuk golongan tua antara lain: (a) ilmu atau cara mendidik anak, (b) bagaimana menentukan kebenaran suatu ilmu, (c)bagaimana menjalankan ibadah kepada Tuhan YME sehingga tidak sia-sia ketika menghadap Tuhan, dan (d)memahami bahwa meskipun sudah berusia kalau tidak berilmu sama saja sia-sia dan malah tingkah lakunya sering memalukan.

Serat Wedhatama mengajarkan bahwa ilmu sejati tidak selalu bersemayam pada orang yang lanjut usia. Sebab, lamanya hidup seseorang tidak menjamin seberapa banyak dia belajar dan memahami ilmu yang benar. Ilmu sejati juga tidak harus ada pada mereka yang masih muda dan cakap. Atau pada mereka yang baik bibit bebet bobotnya. Meskipun seseorang hina papa, jika dia mendapatkan rahmat Tuhan, pasti mampu memperoleh atau memahami ilmu yang benar. [4]

[]

TOPIK:
  • Mega Yohana

    Suka mempelajari sejarah, khususnya Jawa Kuno. TikTok: @pustakamega

One response to “Serat Wedhatama – Ajaran Pengetahuan Utama Orang Jawa”

  1. […] Sobat Shafa, Serat Wedhatama adalah kitab berbahasa Jawa yang memuat ajaran pengetahuan utama. Kitab ini disusun oleh KGPAA Mangkunagara IV pada abad ke-18. [1] […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *