Lamongan Masa Lampau: Jejak Peradaban yang Terlupakan

  • A. Fathoni
15 Maret 2025 - 21:17 WIB 0 Comments 43
Lamongan era lampau, menggambarkan kehidupan masyarakat di sepanjang Sungai Bengawan Solo, dengan peradaban yang berkembang melalui pertanian, dan perdagangan.
Lamongan era lampau, menggambarkan kehidupan masyarakat di sepanjang Sungai Bengawan Solo, dengan peradaban yang berkembang melalui pertanian, dan perdagangan.

Ukuran Font
Kecil Besar

Lamongan, sebuah wilayah di pesisir utara Jawa Timur, mungkin lebih dikenal sebagai bagian dari sejarah Majapahit. Namun, jauh sebelum kerajaan besar itu berdiri, Lamongan telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Nusantara. Jejak sejarahnya tersebar dalam berbagai prasasti, peninggalan arkeologi, dan cerita rakyat yang menghubungkan daerah ini dengan masa lalu yang kaya.

Era Prasejarah: Kehidupan Awal di Lamongan

Sejarah Lamongan dapat ditelusuri hingga zaman prasejarah. Berbagai temuan arkeologis, seperti alat-alat batu, gerabah, dan sisa-sisa pemukiman kuno, menunjukkan bahwa wilayah ini telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Keberadaan Sungai Bengawan Solo yang melintasi Lamongan menjadi faktor penting dalam perkembangan awal peradaban, karena menyediakan sumber daya air dan jalur transportasi bagi masyarakat agraris dan nelayan kala itu. Dengan adanya sungai ini, peradaban awal di Lamongan berkembang melalui sistem pertanian yang lebih maju dibanding daerah lain, serta perdagangan yang mulai tumbuh dengan komunitas di sekitarnya.

Selain itu, ditemukan juga bukti hunian manusia purba di daerah perbukitan Lamongan yang mengindikasikan bahwa wilayah ini telah dihuni dalam kurun waktu yang panjang. Struktur hunian dari bahan alami dan peninggalan alat berburu menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah memiliki keterampilan dasar untuk bertahan hidup.

Pengaruh Hindu-Buddha: Masa Kejayaan Kerajaan Kediri dan Singasari

Pada abad ke-10 hingga ke-12, Lamongan menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri, salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Jawa Timur. Prasasti dan peninggalan sejarah menunjukkan bahwa Kediri adalah pusat kebudayaan dan sastra, dengan pengaruh yang meluas hingga ke Lamongan. Salah satu bukti pengaruh Hindu-Buddha di Lamongan adalah Prasasti Canggu (1358 M), yang menyebutkan beberapa daerah di sekitar Lamongan sebagai bagian dari wilayah pajak kerajaan Majapahit.

Selain Prasasti Canggu, ditemukan pula relief dan arca yang mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha dalam kehidupan masyarakat Lamongan saat itu. Beberapa candi kecil dan struktur keagamaan lain menunjukkan adanya ritual dan praktik keagamaan yang berkembang pesat, menandakan peran Lamongan dalam penyebaran agama Hindu-Buddha di Jawa Timur.

Setelah runtuhnya Kediri, Kerajaan Singasari muncul sebagai kekuatan baru. Di bawah pemerintahan Raja Kertanegara, ekspansi dilakukan hingga ke berbagai wilayah, termasuk Lamongan. Pada masa ini, perdagangan maritim berkembang pesat, dan daerah pesisir seperti Lamongan mendapat manfaat dari perdagangan dengan kerajaan lain di Nusantara dan luar negeri. Pelabuhan di sekitar Lamongan menjadi titik penting dalam jalur perdagangan, menghubungkan Jawa dengan wilayah lain seperti Sumatera dan Kalimantan.

Masa Peralihan Menuju Majapahit

Ketika Singasari runtuh akibat serangan Jayakatwang dari Kediri, wilayah Lamongan menjadi saksi transisi kekuasaan yang penuh gejolak. Raden Wijaya, pendiri Majapahit, menggunakan daerah-daerah di sekitar Lamongan sebagai basis strategis untuk membangun kembali kekuatan. Sejarah mencatat bahwa wilayah ini kemungkinan besar menjadi bagian dari jalur pertahanan dan logistik sebelum Majapahit berdiri pada tahun 1293.

Beberapa temuan arkeologis di sekitar Lamongan, seperti prasasti dan reruntuhan candi kecil, mengindikasikan bahwa wilayah ini tetap berperan dalam penyebaran kebudayaan dan agama selama masa peralihan menuju Majapahit. Selain itu, Sungai Bengawan Solo tetap menjadi jalur utama yang menghubungkan berbagai pusat perdagangan dan pemerintahan. Pada masa ini, wilayah Lamongan mengalami perkembangan pesat dalam bidang pertanian dan ekonomi, mendukung pertumbuhan Majapahit sebagai kerajaan maritim yang kuat.

Penutup

Lamongan bukan sekadar bagian dari sejarah Majapahit, tetapi juga memiliki jejak peradaban yang jauh lebih tua. Melalui penelitian sejarah dan peninggalan yang masih tersisa, kita dapat memahami bahwa Lamongan telah memainkan peran penting dalam dinamika politik, ekonomi, dan budaya di Jawa Timur sebelum abad ke-13. Dengan menggali lebih dalam sejarahnya, kita dapat lebih menghargai warisan leluhur yang membentuk identitas daerah ini hingga saat ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap lebih banyak detail sejarah Lamongan agar generasi mendatang dapat memahami pentingnya wilayah ini dalam perjalanan panjang sejarah Nusantara.

Sumber Referensi:

  1. “Jejak Sejarah di Modo Lamongan: Prasasti Airlangga hingga Gajah Mada” – lamongantourism.com
  2. “Arkeolog Temukan Jejak Permukiman Kuno dekat Situs Candi Patakan, Lamongan” – news.detik.com
  3. “Prasasti Trosono: Bukti Peninggalan Majapahit di Lamongan” – surabaya.kompas.com
  4. “Mengungkap Sejarah Lamongan: Jejak Kerajaan Hindu-Buddha” – jatim.suaramerdeka.com
  5. “Ditemukan Istana Terbesar Tertua di Lamongan: Peninggalan Sebelum Kerajaan Majapahit” – maunanusantara.com

TOPIK:

  • A. Fathoni

    Mantan editor senior di beberapa penerbit ternama di Jakarta, di antaranya: Mizan dan Pustaka Alvabet. Sekarang Anggota Fraksi Golkar DPRD Lamongan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *